Lempar Lembing
Lempar lembing merupakan salah satu cabang olahraga dalam atletik. Olahrga ini dilakukan dengan melemparkan lembing dalam jarak tertentu. Untuk mencapai jarak maksimum, atlet harus menyeimbangkan tiga hal, yaitu kecepatan, teknik dan kekuatan. Atlet Skandinavia mendominasi 50 tahun pertama kejuaraan lempar lembing pria. Lalu, kejuaraan tersebut dilakukan oleh Swedia pada tahun 1896. Lempar lembing menjadi bagian dari olimpiade sejak tahun 1908 dan pada tahun 1932 diadakan kejuaraan lempar lembing untuk perempuan dalam olimpiade.
Lomba lempar lembing ditambahkan ke perlombaan Olimpiade Kuno sebagai bagian dari pentathlon pada 708 SM. Termasuk dua mata lomba yang berkaitan dengan akurasi dan pencapaian target.
Melempar lembing dihidupkan kembali di Jerman dan Swedia pada awal 1870-an. Di Swedia, lomba lempar lembing ini berkembang dan menjadi perlombaan umum di tahun 1880-an. Aturan terus berkembang selama beberapa dekade berikutnya, awalnya, lembing dilemparkan tanpa awalan lari. Lomba lempar lembing dengan awalan lari diperkenalkan pada akhir 1890-an.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, sebagian besar kompetisi lembing dilakukan dengan dua tangan, didalam perlombaan itu lembing dilemparkan dengan tangan kanan setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan tangan kiri dan nilai terbaik untuk masing-masing tangan dijumlahkan. Di Olimpiade, kontes kedua tangan diadakan hanya sekali, pada tahun 1912.
Keterampilan Gerak Lempar Lembing

Lempar lembing adalah salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik. Tujuan lempar lembing adalah mengukur hasil lemparan sejauh mungkin sesuai tatacara tertentu.
Gerak Lempar lembing dirinci menjadi tahap-tahap berikut ini :
- Cara memegang lembing
Cara memegang lembing pada pegangannya agar dapat memegang dengan kuat dan nyaman.
- Cara membawa lembing
Cara membawa lembing ketika sikap siap akan melempar lembing.
- Lari ancang – ancang
Dalam tahap ancang-ancang, pelempar dan lembing dalam gerakan dipercepat/akselerasi.
- Lima langkah berirama
Dalam tahap gerak ‘5 langkah berirama’ pelempar dalam gerakan dipercepat lebih lanjut dan pelempar mempersiapkan tahap pelepasan lembing.
- Melepas lemparan ( adalah bagian dari 5 langkah berirama )
Dalam tahap pelepasan lembing dihasilkan kecepatan tambahan dan ditransfer kepada lembing sebelum dilepaskan.
- Pemulihan (recovery)
Dalam tahap pemulihan, pelempar menahan dan menghindari berbuat kesalahan.
Cara Memegang Lembing

Tujuannya untuk memegang lembing dengan kuat dan nyaman. Lembing terletak secara diagonal di tangan. Telapak tangan menghadap ke atas dan tangan memegang lembing dalam keadaan rileks.
- Pegangan dengan ibu jari dan telunjuk (gambar 1).
Cara Finlandia: Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hampir menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar.
- Pegangan dengan ibu jari dan jari-jari tengah (gambar 2).
Cara Amerika: Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong hampir menuju ke arah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar
- Pegangan dengan telunjuk dan jari-jari tengah (gambar 3).
Cara Menjepit: Caranya hanya menjepitkan lembing di antara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memegang biasa. Kesalahan yang sering terjadi ketika memegang lembing adalah tidak memegang dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, dan tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan lakukanlah keterampilan yang sesuai dengan tujuan gerak dari lempar lembing tersebut. Usahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.
Cara Membawa Lembing
- Membawa lembing di atas pundak

Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
- Membawa lembing di bawah

Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hampir dekat dengan tanah.
- Membawa lembing di depan dada

Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.
Kesalahan yang sering terjadi ketika membawa lembing adalah tidak membawa dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, lembing masih goyang ke kanan kiri atau ke atas bawah, dan tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan lakukanlah keterampilan yang sesuai dengan tujuan gerak dari membawa lembing tersebut. Usahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.
Sikap Awalan

Lari Ancang-Ancang/awalan. Tujuannya untuk mempercepat gerakan pelempar dan lembing. Dalam lempar lembing ada dua macam awalan yang sering digunakan, yaitu : awalan silang (cross-step) dan awalan jangkit (hop-step). Lempar lembing yang mempergunakan awalan silang (cross-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya silang, sedangkan lempar lembing yang mempergunakan awalan jingkat (hop-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya jingkat.
- Lembing dipegang horisontal/mendatar di atas bahu.
- Bagian atas lembing adalah setinggi kepala.
- Lengan diupayakan tetap tenang-stabil (tidak bergerak kemuka ke belakang)
- Lari-percepatan adalah relax, terkontrol dan berirama (6-12 langkah)
- Lari percepatan sampai mencapai kecepatan optimum, dipertahankan atau
ditingkatkan dalam lari ‘ lima-langkah berirama’.
Kesalahan yang sering terjadi ketika lari awalan membawa lembing adalah tidak membawa dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, lembing masih goyang ke kanan kiri atau ke atas bawah, dan tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan lakukanlah keterampilan yang sesuai dengan tujuan gerak dari lari awalan membawa lembing tersebut. Usahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.
Analisis Lima Langkah Berirama
- Phase Lari 5 Langkah Berirama (Penarikan).
Tujuannya guna menempatkan lembing dengan betul untuk dilempar.

- Penarikan (lembing) dimulai pada saat kaki kiri mendarat.
- Bahu kiri menghadap ke arah lemparan, lengan kiri ditahan di depan untuk keseimbangan
- Lengan yang melempar diluruskan ke belakang pada waktu langkah 1 dan 2.
- Lengan pelempar setinggi bahu atau sedikit lebih tinggi setelah penarikan.
- Ujung/mata-lembing dekat dengan kepala.
- Phase Lari ‘5 Langkah Berirama‘ (Langkah Impuls).
Tujuannya untuk menempatkan dan mempersiapkan badan untuk pelepasan lembing (delivery).

- Lutut kanan diayunkan ke depan (bukan ke atas).
- Badan condong ke belakang : kaki dan badan menyusul lembing.
- Bahu kiri dan kepala menghadap arah lemparan.
- Poros lengan pelempar dan poros bahu adalah paralel.
- Langkah impuls adalah lebih panjang dari pada langkah pelepasan
- Phase Pelepasan (Delivery) Lembing.
Tujuannya untuk memindahkan kecepatan dari kaki-kaki ke badan.

- Kaki kanan ditempatkan datar pada suatu yang akut ke arah lemparan.
- Kaki-kaki telah menyusul badan.
- Poros-poros bahu, lembing dan pinggang adalah paralel.
- Lutut kanan dan pinggang didorong ke depan secara aktif.
- Lengan pelempar tetap diluruskan.
- Phase Pelepasan Lembing.
Tujuannya untuk memindahkan kecepatan dari badan ke bahu.

- Penempatan kaki kiri adalah aktif dan solid/kokoh
- Sisi kiri diseimbangkan
- Badan diangkat dan ada gerakan memutar melingkari kaki kiri.
- Otot-otot pada bagian depan badan dibuat pra-tegang yang kuat dalam ‘posisi lengkung’
- Bahu tangan pelempar didorong ke depan
- Siku lengan pelempar berputar ke dalam, telapak tangan tetap ke atas.
Kesalahan yang sering terjadi ketika akan melepas lembing adalah tidak melepas dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, lembing masih goyang ke kanan kiri atau ke atas bawah, melepas dengan sudut terlalu besar atau kecil, dan tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan lakukanlah keterampilan yang sesuai dengan tujuan gerak dari melepas lembing tersebut. Usahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.
Analisis Gerakan Lempar
- Phase Pelepasan/delivery

Tujuannya untuk memindahkan kecepatan dari bahu/lengan ke lembing.
- Siku kanan ditarik ke depan dan ke atas di samping kepala.
- Badan bergerak ke depan.
- Siku lengan pelempar diluruskan secara explosif.
- Sisi kiri badan dihalangi dengan kaki kiri yang kokoh dan siku yang dibengkokkan dekat dengan badan.
- Kaki kanan memelihara kontak dengan tanah sampai lembing dilepaskan.
- Phase Pelepasan/delivery

- Kaki kanan memutar pada sisi luarnya dan ditarik ke belakang (1)
- Badan sedikit miring ke kiri, bahu kanan langsung di atas kaki kiri (2) (3)
- Lengan pelempar harus sedekat mungkin vertikal pada saat lembing dilepaskan (3).
- Phase Lari ‘5 Langkah Berirama’ (Penempatan Kaki)

Tujuannya untuk menciptakan kecepatan dan memindahkannya ke lembing.
- Lari ‘5 langkah berirama’ : – penarikan, – langkah impuls, – pelepasan.
- Kecepatan meningkat sampai tingkat optimum (tergantung atas kemampuan individu).
Analisis Sikap Akhir

Phase Pemulihan (Recovery). Tujuannya untuk menghentikan Gerakan badan ke depan dan menghindari berbuat kesalahan.
- Kaki-kaki ditukar dengan cepat setelah pelepasan lembing.
- Kaki kanan dibengkokkan.
- Badan bagian atas diturunkan.
- Kaki kiri diayun ke belakang.
- Jarak antara kaki dari kaki penahan ke garis batas lempar adalah 1,5 – 2 meter.
Kesalahan yang sering terjadi ketika akan melempar lembing adalah tidak melempar dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, lembing masih goyang ke kanan kiri atau ke atas bawah, melempar dengan sudut terlalu besar atau kecil, dan tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan lakukanlah keterampilan yang sesuai dengan tujuan gerak dari melempar lembing tersebut
Lapangan Lempar Lembing

Ukuran lapangan lempar lembing :
- Lebar awalan: 4 meter
- Panjang awalan: 40 meter
- Lebar garis lurus sebelah kanan dan kiri garis lempar: 1,5 meter
- Lebar garis lempar: 7 meter.
Peraturan-peraturan dalam melakukan lempar lembing :
setiap pelempar mempunyai hak melempar 3 kali
melempar harus dengan satu tangan.
Diskualifikasi atau lemparan dianggap tidak sah apabila :
- lembing tidak dipegang pada pembalutnya
- dipanggil sudah dua menit, belum melempar
- menyentuh besi batas lemparan sebelah atas
- menyentuh tanah di luar besi lingkaran
- setelah melempar keluar lewat garis lempar
- lembing jatuh di luar sektor lemparan
- ujung lembing tidak membekas pada tanah.