Pencak Silat

PETA KONSEP

Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga yang ada di Indonesia dan merupakan olahraga asli bangsa Indonesia yang telah lama dipelajari oleh nenek moyang kita (Maryono:1998: 33).

Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara (Indonesia).

Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat – pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi – federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada pengaruh budaya Tionghoa, agama Hindu, Buddha, dan Islam dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri.

Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Pencak silat juga dipertandingkan dalam ajang Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.

Jati diri pencak silat ditentukan oleh tiga hal pokok sebagai satu kesatuan, yakni :

1. Budaya masyarakat pribumi Asia Tenggara sebagai sumber coraknya.

2. Falsafah budi pekerti yang luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunanya.

3. Substansi pencak silat itu sendiri yang mempunyai aspek mental spiritual (pengendalian diri), beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan (PB. IPSI: 1992: 3).

Berdasarkan empat aspek yang terdapat pada substansinya, wujud fisikal dan visual atau praktek pelaksanaan pencak silat dapat di kategorikan empat aspek utama. Ke empat aspek tersebut adalah :

1. Aspek Mental Spiritual

Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Sebagai aspek mental spiritual, pencak silat lebih banyak menitik beratkan pada pembentukaan sikap dan watak kepribadian pesilat yang sesuai dengan falsafah budi pekerti luhur. Aspek mental spiritual meliputi sikap dan sifat bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, cinta tanah air, penuh persaudaraan dan tanggung jawab, suka memaafkan, serta mempunyai rasa solidaritas tinggi dengan menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.

2. Aspek Seni

Budaya dan permainan “seni” pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional. Aspek seni dari pencak silat merupakan wujud kebudayaan dalam bentuk kaidah gerak dan irama, sehingga perwujudan taktik ditekankan kepada keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara raga, irama, dan rasa.

3. Aspek Bela Diri

Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu beladiri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis beladiri pencak silat. Pada aspek beladiri, pencak silat bertujuan untuk memperkuat naluri manusia untuk membela diri terhadap berbagai ancaman dan bahaya. Aspek beladiri meliputi sifat dan sikap kesiagaan mental dan fisikal yang dilandasi dengan sikap kesatria, tanggap dan selalu melaksanakan atau mengamalkan ilmu bela dirinya dengan benar, menjauhkan diri dari sikap dan perilaku sombong dan menjauhkan diri dari rasa dendam.

4. Aspek Olahraga

Aspek olahraga meliputi sifat dan sikap menjamin kesehatan jasmani dan rohani serta berprestasi di bidang olahraga. Hal ini berarti kesadaran dan kewajiban untuk berlatih dan melaksanakan pencak silat sebagai olahraga, merupakan bagian dari kehidupan sehari – hari, misalnya dengan selalu menyempurnakan prestasi, jika Latihan dan pelaksanaan tersebut dalam pertandingan maka harus menjunjung tinggi sportifitas. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk – bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.

A. Sikap Dasar Pencak Silat

1. Sikap Dasar Duduk

Sikap duduk merupakan sikap dasar dari permainan bawah. Menurut Atok Iskandar (1996: 90) ada lima sikap duduk dalam pencak silat, yang terdiri dari: duduk biasa, sila, trapsila/ mengorak sila, simpuh, dan sempok/ depok.

  • Duduk biasa

Kedua kaki ditekuk tangan bersatu diletakkan di atas lutut, pandangan rileks ke depan.

  • Sila

Kedua kaki dilipat kedua tangan bersatu diletakkan di atas lutut, pandangan rileks ke depan.

  • Trapsila/ mengorak sila

Duduk dengan salah satu kaki dilipat kedalam dan kaki lainnya dilipat keluar, tangan kiri bertumpu di lantai sedang tangan kanan siap di depan dada, pandangan sedikit menyamping.

  • Simpuh

Kemudian duduk dengan kedua lutut bertumpu di lantai sedang kedua tangan bersatu diletakkan di atas lutut, pandangan rileks ke depan.

  • Sempok/ depok.

Kedua kaki dilipat silang, sedang kedua tangan bersatu di depan dada, pandangan rileks ke depan.

2. Sikap Dasar Berdiri Tegak

  • Sikap berdiri tegak 1
  • Sikap berdiri tegak 2
  • Sikap berdiri tegak 3
  • Sikap berdiri tegak 4

3. Sikap Dasar Kuda – Kuda

Sikap berdiri kuda-kuda adalah posisi kaki tertentu, sebagai dasar tumpuan untuk melakukan sikap dan gerakan bela – serang (Moh. Saleh, 1986: 4.7). Pada dasarnya sikap kuda – kuda berfungsi untuk melatih otot kaki, khususnya untuk meningkatkan keseimbangan badan pada saat melakukan tendangan atau serangan

lawan. Pada waktu melakukan kuda-kuda keseimbangan badan harus diperhatikan, karena bila keseimbangan badan tidak benar, maka mudah jatuh, apalagi penyerang bertenaga kuat. Perlu diperhatikan dalam kuda – kuda badan dalam keadaan setimbang stabil, tetapi mudah bergerak. Sikap berdiri kuda – kuda terdiri atas:

  • Kuda – kuda depan dimulai sikap berdiri tegak 2, kemudian kaki kiri/ kanan bergerak dengan berat badan ditumpukan pada kaki depan.
  • Kuda – kuda belakang dimulai dari sikap berdiri tegak 2, kemudian kaki kiri/ kanan bergerak dengan berat badan ditumpukan pada kaki belakang.
  • Kuda – kuda tengah dimulai dari sikap berdiri tegak 2, kemudian kaki kangkang titik keseimbangan badan terletak ditengah – tengah. Pelaksanaanya badan tegak pandangan ke depan, kedua lutut sedikit ditekuk segaris tegak lurus dengan ibu jari kaki kiri dan kanan.
  • Kuda – kuda samping dimulai dari sikap berdiri tegak 2, posisi sama dengan kuda – kuda tetapi pandangan menyamping.
  • Kuda – kuda menyamping kiri/ kanan dimulai dari sikap berdiri tegak 2 kemudian kaki kiri/ kanan menggeser ke samping kiri/ kanan. Berat badan bertumpu badan pada kaki kiri dan sebaliknya.
  • Kuda – kuda silang, terdiri dari : kuda-kuda silang depan, dan kuda – kuda silang belakang. Kuda – kuda silang dimulai dari sikap berdiri tegak 2 berat badan bertumpu pada satu kaki, sedang kaki yang lain ringan sentuhan dengan ibu/ ujung jari kaki.

4. Sikap Dasar Pasang

Sikap pasang adalah teknik sikap dan gerak kesiapsiagaan dalam menghadapi lawan untuk melakukan pembelaan atau serangan yang berpola, dilakukan pada awal atau akhir dari rangkaian gerak. Sikap pasang merupakan koordinasi sikap kuda – kuda, sikap tubuh,dan sikap lengan (Januarno, 1989: 71).

Sikap pasang adalah kelanjutan dari sikap kuda – kuda dan merupakan sikap penting dalam melakukan bela serang pada pertandingan pencak silat. Januarno (1989: 70) membagi ada 8 sikap pasang pada pencak silat, yaitu:

  • Sikap pasang 1, adalah kuda – kuda depan yaitu kaki kiri depan ditekuk rileks, badan tegak kedua tangan rileks di depan dada, dan pandangan lurus ke depan.
  • Sikap pasang 2, adalah dari kuda – kuda depan dilanjutkan badan dan kaki tumpu depan diputar 45 derajad ke arah kiri, sedang kaki belakang sedikit jinjit.
  • Sikap pasang 3, adalah dari kuda – kuda depan dilanjutkan kaki kanan belakang ditarik serong kanan serta kedua tangan rileks di depan dada.
  • Sikap pasang 4, adalah kuda – kuda kangkang berat badan dikedua kaki, badan tegak pandangan lurus ke depan serta kedua tangan rileks di depan dada.
  • Sikap pasang 5, adalah kuda – kuda silang belakang yaitu melangkahkan kaki kanan ke depan dilanjutkan menyilangkan kaki kiri dibelakang kaki kanan sehingga berat badan di kaki kanan, pandangan menyamping serta kedua tangan rileks di depan dada.
  • Sikap pasang 6, adalah kuda – kuda tengah menyamping pandangan ke arah samping kiri serta kedua tangan rileks di depan dada.
  • Sikap pasang 7, adalah kuda – kuda silang depan yaitu dari sikap kuda – kuda tengah menyamping, kaki kanan disilangkan ke depan kaki kiri, pandangan ke arah samping kiri serta kedua tangan rileks di depan dada.
  • Sikap pasang 8, adalah mengangkat kaki kiri dan kaki kanan sebagai tumpuan, pandangan ke lurus ke depan serta kedua tangan rileks di depan dada.

Sikap pasang dapat dimulai dari kaki kiri atau sebaliknya dimulai dari kaki kanan. Januarno (1989: 71) menyatakan bahwa penggunaan sikap pasang dapat silakukan dengan cara yaitu:

a. Tangan terbuka untuk memancing lawan.

b. Tangan tertutup rapat untuk melindungi badan.

B. Teknik Dasar Pencak Silat

1. Teknik Dasar Pukulan

Serang dapat dibagi menurut jenisnya berdasarkan alat yang digunakan untuk melakukan serangan, antara lain : serangan tangan/lengan yang lazim disebut pukulan dan serangan tungkai/kaki yang lazim disebut tendangan. Setiap serangan memiliki unsur – unsur : sikap tangan/kaki sebagai alat serangan, sikap kuda-kuda, sikap tubuh.

a. Serangan tangan arah depan :

  • Tebak (pukulan dengan telapak tangan).

Sikap tangan terbuka menghadap ke depan, jari – jari rapat dan lurus ke depan. Arah sasaran ditujukan pada dada lawan.

  • Tinju (pukulan dengan kepalan tangan).

Tangan dikepalkan, sikap tangan mengenggam, dan asaran diarahkan pada dagu, leher, atau dada.

  • Dorong (pukulan dengan kedua telapak tangan).

Pukulan dorongan dapat dilakukan dengan menggunakan dua tangan. Cara melakukannya adalah dengan mengambil posisi siap atau sikap pasang. Angkat kedua tangan lurus ke depan setinggi bahu dengan telapak tangan menghadap ke depan. Setelah itu lakukan dorongan ke arah lawan sesuai target yang dituju.

  • Sodok (pukulan dengan ujung – ujung jari tangan).

Sikap tangan terbuka, telapak tangan menghadap ke atas, jari-jari rapat dan lurus ke depan. Arah sasaran ditujukan pada ulu hati atau dagu.

  • Bandul (pukulan dengan ayunan kepalan tangan).

Sikap tangan menggenggam. Sasaran ditujukan pada muka atau dada.

b. Serangan tangan arah bawah :

  • Bantul/catok (pukulan dengan mengayun kepalan tangan).

Tangan menggenggam berada di depan perut bagian bawah. Ayunkan tangan dengan lintasan dari bawah menuju ke depan atas. Sasaran diarahkan pada ulu hati dan dagu sasaran.

  • Sanggah (pukulan dengan pangkal telapak tangan).

Posisi jari – jari tangan terbuka dan berada di depan perut bagian bawah. Kemudian, tangan diayunkan dengan lintasan dari bawah menuju ke depan atas. Sasaran diarahkan pada ulu hati dan dagu sasaran.

  • Colok/tusuk (pukulan dengan ujung jari tangan).

Tangan berada di depan perut dengan jari – jari tidak menggenggam. Tangan diayunkan dengan lintasan dari bawah menuju ke depan atas. Sasaran diarahkan pada leher dan kepala.

c. Serangan tangan arah atas :

  • Tumbuk (pukulan dengan kepalan tangan).

Tangan mengenggam menghadap ke bawah dan berada di depan atas kepala. Tangan diayunkan diawali dari atas ke arah depan bawah. Sasaran di arahkan pada dada dan kepala.

  • Pedang (pukulan dengan sisi telapak tangan).

Posisi awal, berdiri dengan kuda – kuda arah serong. Gerakan pukulan dengan sisi telapak tangan, tangan yang lain ditekuk di samping badan dengan jari – jari rapat menghadap ke depan. Tangan terbuka dan jari-jari rapat dan berada di depan salah satu telinga. Tangan diayunkan diawali dari atas menuju arah depan bawah. Sasaran diarahkan pada leher dan dagu.

  • Tebak (pukulan dengan telapak tangan).

Tangan menyerang dimulai dari atas kepala, dengan telapak tangan menghadap ke bawah dan jari – jari rapat agak di tekuk. Tangan diayunkan dengan lintasan dari atas atau depan kepala menuju ke depan bawah. Sasaran diarahkan pada kepala dan dada atas.

d. Serangan tangan arah samping :

  • Pedang (pukulan dengan sisi telapak tangan).

Siku ditekuk sehingga telapak tangan lebih tinggi dari siku. Tangan diayunkan ke arah depan mendatar. Sasaran diarahkan pada badan dan leher samping.

  • Tampar (pukulan dengan telapak tangan).

Posisi awal, berdiri dengan kuda – kuda, yaitu salah satu kaki di depan dengan lutut ditekuk dan kaki yang lain lurus ke belakang. Salah satu tangan memukul ke sasaran dengan telapak tangan dan tangan yang lain ditekuk di depan dada dengan telapak tangan rapat menghadap ke depan.

  • Bandul (pukulan dengan kepalan tangan).

Tangan menggenggam, berada di samping depan badan, siku ditekuk sehingga genggaman berada lebih tinggi dari siku. Tangan diayunkan ke arah samping badan agak ke depan mendatar, kemudian ke samping sisi bagian badan lain. Sasaran diarahkan pada bagian badan samping dan sendi bahu atau pipi.

  • Kepret (pukulan dengan punggung tangan).

Tangan terbuka dan lemas. Siku di tekuk sehingga tangan berada di depan agak ke samping depan pada sisi badan lain. Tangan mengayun ke arah depan mendatar. Sasaran diarahkan pada kepala dan dada lawan.

2. Teknik Dasar Tendangan

Pada teknik tendangan tidak berbeda dengan serangan lengan/tangan, dimana terdapat bermacam – macam penggunaan variasi bagian kaki, antara lain : punggung kaki telapak kaki, ujung kaki, tumit, sisi kaki, dan pergelangan kaki. Semua teknik serangan tungkai tersebut tergantung pada sikap pasang dan gerak gerik lawan.

a. Posisi tendangan depan

Tendangan lurus adalah tendangan yang dilakukan lurus ke depan dengan kekuatan penuh. Adapun cara melakukannya silahkan kalian perhatikan berikut ini :

  • Kaki kuda – kuda kiri.
  • Kaki kanan ditendangkan ke depan hentakan telapak kaki sejajar dengan bahu
  • Kedua tangan berada di depan dada sebagai penyeimbang.

b. Posisi tendangan samping

Tendangan samping adalah tendangan yang langsung di arahkan ke samping badan. Silahkan kalian perhatikan cara melakukannya berikut ini :

  • Kaki kuda – kuda kiri.
  • Kaki kanan ditendangkan ke samping dengan punggung kaki.
  • Kedua tangan berada di depan dada sebagai penyeimbang.

c. Posisi tendangan melingkar

Tendangan melingkar adalah tendangan ayunan. Cara melakukannya silahkan kalian ikuti dan cermati instruksi berikut ini :

  • Kaki kuda – kuda kiri.
  • Kaki kanan ditendangkan ke depan dengan hentakan punggung kaki.
  • Kedua tangan berada di depan dada sebagai penyeimbang.

d. Posisi tendangan T

Tendangan T adalah tendangan yang menggunakan kekuatan paha dan betis. Silahkan kalian cermati intrusksi berikut ini :

  • Kaki kuda – kuda kiri.
  • Kaki kanan ditendangkan dari samping ke depan dengan hentakan telapak kaki.
  • Kedua tangan berada di depan dada sebagai penyeimbang.

3. Teknik Dasar Elakan

Elakan adalah usaha pembelaan yang dilakukan dengan sikap kaki yang tidak berpindah tempat atau kembali ke tempat semula. Gerakan elakan menghindari pukulan lawan dengan cara mengelak. Elakan dilakukan dengan memindahkan posisi tubuh untuk menghindari pukulan atau tendangan.

a. Elakan bawah

Cara melakukan elakan bawah adalah sebagai berikut : Sikap kuda – kuda depan. Rendahkan tubuh dengan cara lutut ditekuk tanpa memindahkan letak posisi kaki. Sikap tangan waspada.

b. Elakan atas

Cara melakukan elakan atas adalah sebagai berikut : Sikap kuda – kuda depan. Angkat kedua kaki dengan sikap tungkai ditekuk. Sikap tangan tetap waspada. Mendarat dengan kedua kaki saling menyusul.

c. Elakan samping

Cara melakukan elakan samping adalah sebagai berikut. : Sikap kuda – kuda tengah. Pindahkan berat badan ke samping kiri/kanan dengan mengubah sikap kuda – kuda tengah menjadi kuda – kuda samping. Sikap tangan tetap waspada.

d. Elakan belakang lurus atau berputar dalam posisi kuda – kuda depan

Cara melakukan elakan elakan belakang berputar adalah sebagai berikut : Sikap kuda – kuda depan. Posisi badan sedikit dicondongkan ke belakang. Sikap tangan waspada.

4. Teknik Dasar Tangkisan

Tangkisan adalah usaha pembelaan dengan cara mengadakan kontak langsung dengan serangan. Kontak langsung itu bertujuan : mengalihkan serangan dari lintasannya dan membendung atau menahan serangan, jika terpaksa. Sikap menangkis selalu disertai sikap kuda – kuda dan sikap tubuh dengan menggunakan satu lengan, dua lengan, dan kaki.

a. Tangkisan satu lengan

  • Tangkisan dalam, dari luar ke dalam

Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan berada di depan dada. Langkahkan satu kaki ke belakang (misalnya kaki kiri) disertai dengan tangan kanan bergerak ke samping kiri. Saat tangan kanan bergerak ke belakang, jari – jari terbuka dan tangan kiri tetap di depan dada. Perkenaan tangkisan pada lengan bawah atau pada pisau tangan dekat pergelangan tangan kanan.

  • Tangkisan luar, dari dalam keluar

Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan berada di depan dada. Langkahkan salah satu kaki ke belakang (misalnya kaki kiri) disertai tangan kanan bergerak ke samping kanan. Tangan kanan saat bergerka ke depan jari – jari tangan terbuka, sedangkan tangan kiri tetap berada di depan dada. Perkenaan tangkisan pada lengan bawah atau pada pisau tangan dekat pergelangan tangan kanan.

  • Tangkisan atas, dari bawah ke atas

Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan di depan dada. Langkahkan salah satu kaki ke belakang (misalnya kaki kiri) disertai dengan tangan kanan bergerak ke atas. Saat bergerak, lengan bawah tangan kanan tetap horizontal sehingga siku bergerak mengikuti ke atas. Tangan kanan bergerak menghadap ke depan dengan jari – jari tangan terbuka, sedangkan tangan kiri tetap berada di depan dada. Perkenaan tangkisan pada lengan bawah atau pada pisau tangan dekat pergelangan tangan kanan.

  • Tangkisan bawah, dari atas ke bawah

Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan berada di depan dada. Langkahkan salah satu kaki ke belakang (misalnya kaki kiri) disertai dengan tangan kanan bergerak ke bawah di depan badan. Telapak tangan saat bergerak ke belakang dengan jari – jari tangan terbuka, sedangkan tangan kiri tetap berada di depan dada. Perkenaan tangkisan pada lengan bawah atau pada pisau tangan dekat pergelangan tangan kanan.

b. Tangkisan siku

  • Tangkis siku dalam : siku dalam tinggi dan siku dalam rendah Berdiri dengan kedua tumit rapat dan kedua tangan di depan dada. Langkahkan salah satu kaki ke belakang dan kedua siku ditekuk kemudian digerakkan ke arah dalam melewati depan badan sampai berhenti di sisi badan yang lain. Saat bergerak posisi siku tetap ditekuk sehingga lengan bawah vertikal ke atas dan telapak tangan menghadap ke badan. Tangan yang tidak untuk menangkis tetap berada di depan dada. Perkenaan tangkisan pada siku.
  • Tangkis siku luar : siku luar tinggi dan siku luar rendah. Berdiri dengan kedua tumit rapat dan kedua tangan berada di depan dada. Langkahkan salah satu kaki ke belakang dan kedua siku ditekuk kemudian digerakkan ke arah luar melewati depan badan sampai berhenti di sisi badan yang lain. Saat bergerak, posisi siku tetap ditekuk sehingga lengan bawah vertikal ke atas dan telapak tangan menghadap ke badan. Tangan yang tidak untuk menangkis tetap berada di depan dada. Perkenaan tangkisan pada siku

c. Tangkisan dua lengan

  • Sejajar dua tangan/lengan atas

Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan berada di depan dada. Langkahkan satu kaki ke belakang disertai dengan gerakan kedua lengan atau tangan menangkis ke depan. Gerakan dilakukan oleh kedua lengan bawah secara bersamaan dan sejajar, serta kedua telapak tangan saling berhadapan. Perkenaan tangkisan pada kedua tangan atau lengan bawah dekat pergelangan tangan.

  • Belah tinggi/rendah

Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan berada di depan dada. Langkahkan salah satu kaki ke belakang disertai dengan gerakan kedua lengan atau tangan membelah ke atas atau ke bawah. Gerakan dilakukan oleh kedua lengan secara bersamaan. Saat bergerak, awalnya kedua tangan saling berhadapan, namun setelah kedua lengan hamper lurus secara mendadak kedua tangan diputar dan masing-masing dibawa ke luar atau samping, sehingga kedua telapak tangan saling membelakangi dan secara bersamaan menjauh. Gerakan tangan pada tangkis belah ini seperti pada gerakan pada tangan renang gaya kupu – kupu.

  • Silang tinggi/rendah

Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan berada di depan dada. Langkahkan salah satu kaki ke belakang disertai dengan gerakan kedua lengan atau tangan menyilang ke atas atau ke bawah. Gerakan dilakukan oleh kedua tangan secara bersamaan, jari – jari terbuka dan rapat. Pertemuan kedua lengan untuk posisi silang adalah pada pertengahan lengan bawah. Kedua telapak tangan menghadap ke luar, sehingga punggung tangan saling berhadapan.

  • Buang samping

Berdiri tegak, kedua tumit rapat, dan kedua tangan berada di depan dada. Langkahkan salah satu kaki ke belakang dan kedua lengan menjulur ke depan dengan kedua tangan berada di atas dan di bawah. Kedua telapak tangan menghadap ke samping badan dengan kedua ibu jari saling berdekatan. Siku lengan yang berada di atas agak diangkat sehingga berada lebih tinggi dari tangan. Gerakan tangan dari depan badan sampai ke samping badan. Kedua lutut agak ditekuk untuk keseimbangan badan. Perkenaan pada kedua telapak tangan dan serangan lawan dibuang ke arah samping badan.

d. Tangkisan kaki

  • Tangkisan kaki tertutup samping

Berdiri tegak menyamping arah serangan, kedua lengan mengepal depan dada, kedua kaki rapat, kedua telapak kaki membentuk sudut ± 45°. Saat serangan datang dari arah samping lurus badan bawah, lakukan gerakan mengangkat salah satu kaki bersamaan lutut tertekuk, sedangkan kaki satunya sebagai kaki tumpu, badan tegak dan kedua tangan depan badan.

  • Tangkisan kaki tutup depan

Berdiri tegak menghadap arah serangan, kedua lengan mengepal depan dada, kedua kaki rapat, kedua telapak kaki membentuk sudut ± 45°. Saat serangan datang dari arah depan lurus badan bawah, lakukan gerakan mengangkat salah satu kaki bersamaan lutut tertekuk, sedangkan kaki satunya sebagai kaki tumpu, badan tegak dan kedua tangan depan badan.

GLOSARIUM

Sikap kuda – kuda :

Sikap dasar dengan posisi kaki tertentu sebagai dasar tumpuan untuk melakukan sikap dan gerakan bela serang.

Sikap pasang :

Sikap siaga untuk melakukan pembelaan atau serangan yang berpola dan dilakukan pada awal serta akhir dari rangkaian gerak.

Simpuh :

Cara duduk dengan kedua belah kaki dilipat ke belakang dan ditindih oleh pantat.

Bandul :

Pukulan dengan ayunan kepalan kepala

Kepret :

Pukulan dengan punggung tangan

Tungkai :

Seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah

Hindaran :

Usaha pembelaan dengan cara memindahkan bagian – bagian badan yang menjadi sasaran serangan, dengan melangkah atau memindahkan kaki

Hindar hadap :

Menghindar dengan memindahkan kaki, sehingga posisi tubuh menghadap lawan

Hindar sisi :

Menghindar dengan memindahkan kaki, sehingga posisi tubuh menyamping lawan

Elakan :

Usaha pembelaan yang dilakukan dengan sikap kaki yang tidak berpindah tempat atau kembali ke tempat semula

Tangkisan :

Usaha pembelaan dengan cara mengadakan kontak langsung dengan serangan

Sapuan :

Salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda – kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.

Kuncian :

Teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.

DAFTAR PUSTAKA

Widyantoro. 2020. Olahraga Bela Diri Pencak Silat. Bogor: SMA Negeri 9 Bogor

Agung Nugroho, A.M. 2000. Diktat Pencak Silat. Yogyakarta: PPM FIKUNY.

Kriswanto,Erwin Setyo. 2015. Pencak Silat. Yogyakarta: Pustakabarupress.

Amjad dan Silva. 2016. Teori dan Praktek Pencak Silat. MALANG: IKIP BUDI UTOMO MALANG

Wiradiharja, Sudrajat dan Syarifudin. 2017 Buku Siswa Pendididikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas X Edisi Revisi, Kememterian Pendidikan Dan Kebudayaan Jakarta.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat